Sabtu, 29 Januari 2011

sunan ampel

Sejarah Sunan Ampel

10 Maret 2009 pukul 11:02 AM | Ditulis dalam Walisongo | 5 Komentar
Kaitkata: ,
Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang)
Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa, mereka singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang, kemudian ia melabuh ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang putri dari Campa, bernama Dwarawati, yang dipersunting salah seorang raja Majapahit beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya.
Sunan Ampel menikah dengan putri seorang adipati di Tuban. Dari perkawinannya itu ia dikaruniai beberapa putera dan puteri. Diantaranya yang menjadi penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Ketika Kesultanan Demak (25 kilometer arah selatan kota Kudus) hendak didirikan, Sunan Ampel turut membidani lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa itu. Ia pula yang menunjuk muridnya Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V raja Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak tahun 1475 M.
Di Ampel Denta yang berawa-rawa, daerah yang dihadiahkan Raja Majapahit, ia membangun mengembangkan pondok pesantren. Mula-mula ia merangkul masyarakat sekitarnya. Pada pertengahan Abad 15, pesantren tersebut menjadi sentra pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara bahkan mancanegara. Di antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut kemudian disebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura.
Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi. Namun, pada para santrinya, ia hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan ibadah. Dia-lah yang mengenalkan istilah “Mo Limo” (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk “tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina.”
Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.

Jumat, 28 Januari 2011

chelsea fc

 

 

SEJARAH BERDIRINYA CHELSEA

Info Tim

Berdiri: 1905
Alamat: Stamford Bridge, London SW6 1HS England
Telpon: 0870 300 1212
Ketua: Roman Abramovich
Stadion: Stamford Bridge
SejarahSepuluh Hal Yang Wajib Diketahui Tentang ChelseaBulan Mei 2008 yang lalu seharusnya akan menjadi puncak prestasi tertinggi bagi Chelsea dalam 103 tahun keberadaannya di dunia sepakbola Inggris. Mereka hampir merenggut gelar juara Liga Primer Inggris yang keempat dan juga hanya satu tendangan penalti lagi dari gelar juara Liga Champions yang pertama.Sayangnya Manchester United dan keberuntungan yang tidak berpihak kepada The Blues dan para suporternya menjadi halangan utama.Walau demikian, di balik kekecewaan tersebut, para suporter setia Chelsea dapat melihat balik prestasi yang telah mereka capai hingga saat ini dan juga kualitas para pemain yang telah mengenakan seragam biru dan menjadikan Stamford Bridge basis mereka.Tak dapat dipungkiri kalau masa lima tahun terakhir ini bisa dianggap sebagai puncak posisi yang dicapai Chelsea sejak dimiliki penuh oleh milyarder asal Rusia Roman Abramovich. Dukungan finansial dari Abramovich berhasil menghadirkan pelatih Jose Mourinho serta pemain yang tepat yang akhirnya berujung pada gelar juara Liga Primer selama dua tahun berturut-turut. Hal itu menjadikan The Blues mematahkan dominasi United dan Arsenal sejak dimulainya Liga Primer.Walau akhirnya Mourinho tak lagi berada di Chelsea, fondasi mentalitas dan pemain inti yang ditinggalkannya menjadi tulang punggung pasukan yang kini ditangani oleh Luiz Felipe Scolari.Mari kini kita mengenal klub asal London ini lebih jauh lagi lewat sepuluh fakta menarik mengenai mereka.10. Sejarah Chelsea sebagai klub sepakbola dimulai sejak 14 Maret 1905 saat berlangsungnya pertemuan di sebuah pub bernama The Rising Sun (yang sekarang dinamakan pub The Butcher's Hook). Beberapa nama yang sempat menjadi calon bagi klub ini adalah Stamford Bridge FC, Kensington FC, dan London FC hingga akhirnya Chelsea FC menjadi pilihan tetap.9. Chelsea bermarkas di stadion Stamford Bridge yang secara resmi dibuka pada 28 April 1877. Stadion tersebut dirancang oleh arsitek asal Skotlandia Archibald Leitch yang juga merancang banyak stadion sepakbola lain di Inggris seperti Old Trafford (Manchester United), Celtic Park (Glasgow Celtic), Anfield (Liverpool), dan White Hart Lane (Tottenham Hotspur). Tadinya kapasitas awal Stamford Bridge dapat menampung 100 ribu penonton dan akhirnya mengalami berbagai perubahan hingga kapasitas akhir bagi 42.055 penonton sekarang.8. Maskot Chelsea adalah seekor singa yang diambil dari logo klub mereka dan dinamakan Stamford The Lion. Kostum sang singa ini sempat hilang dicuri oleh dua orang pria dari Stamford Bridge pada Juli 2005.7. Para pemain Chelsea pada tahun 1972 merekam lagu berjudul Blue Is The Colour dalam rangka penampilan mereka di final Piala Liga tahun itu. Rekaman tersebut berhasil menduduki peringkat kelima di UK Singles Chart dan menjadi salah satu lagu sepakbola di Inggris yang paling terkenal dan juga telah diadaptasi oleh beberapa penyanyi dan klub sepakbola lain di Republik Ceko, Kanada, Finlandia, dan Jepang.6. Era tahun 70an dan 80an menjadi masa buruk bagi Chelsea karena mereka mengalami kesulitan keuangan karena rencana untuk membangun kembali Stamford Bridge. Akibatnya pemain bintang dijual untuk mendapatkan dana dan mereka terdegradasi ke Divisi Dua. Masalah lainnya datang dari hooliganisme sebagian suporter. Hingga akhirnya Ken Bates membeli Chelsea hanya dengan harga £1.5. Peter Osgood, salah satu legenda Chelsea yang mendapatkan julukan King of Stamford Bridge, wafat akibat serangan jantung pada 1 Maret 2006. Abu hasil kremasinya kemudian dikuburkan di bawah titik penalti yang menghadap tribun Shed End di stadion Stamford Bridge dalam sebuah upacara yang dihadiri lebih dari 2.500 fans, pemain, mantan pemain, manajer, dan direktur Chelsea. Gol pertama yang dicetak dari titik penalti tersebut sejak upacara itu, dieksekusi oleh Andriy Shevchenko saat pertandingan melawan Aston Villa yang berakhir 4-4.4. Chelsea telah lama menjadi tim yang selalu bergaya dan banyak terdiri dari pemain internasional luar Inggris. Posisinya yang berada di London membuatnya banyak mempunyai suporter dari kalangan selebriti. Berikut adalah beberapa di antaranya. Damon Albarn (vokalis Blur dan Gorillaz), penyanyi Bryan Adams, pemain NBA Kevin Garnett & Paul Pierce, penata rambut Vidal Sassoon, bos balap Formula 1 Bernie Ecclestone, sutradara dan mantan suami Madonna Guy Ritchie, aktris Renee Zellweger, dan rocker Billy Idol.3. Rekor paling banyak tampil bagi Chelsea hingga saat ini masih dipegang oleh mantan kapten mereka Ron "Chopper" Harris yang bermain sebanyak 795 kali. Sedangkan jumlah gol yang paling banyak dicetak dimiliki oleh Bobby Tambling yang menyarangkan 202 gol dari 370 kali main. Dari pemain yang bermain bagi The Blues sekarang, hanya Frank Lampard yang menjadi paling banyak dari sisi tampil (392 kali) dan gol (121 gol). Selain itu, Chelsea juga memegang rekor terpanjang bermain di kandang tanpa kalah sebanyak 86 pertandingan di Liga Primer.2. Secara total ada 21 gelar juara yang telah dimenangkan Chelsea hingga saat ini. Untuk gelar domestik, The Blues telah mencatat tiga kali juara Liga Primer/Divisi Satu Inggris, dua gelar juara Divisi Dua, empat kali juara Piala FA, empat kali juara Piala Liga, tiga kali memenangkan Community Shield/Charity Shield, dan dua kali juara Piala Full Members. Sedangkan di Eropa, Chelsea telah dua kali juara Cup Winners' Cup, dan satu kali juara Piala Super Eropa.1. Sebelum mendapatkan julukan The Blues hingga sekarang, Chelsea juga sempat dijuluki The Pensioners (Pensiunan). Hal itu disebabkan logo klub mereka yang pertama kali menggunakan gambar seorang pensiunan anggota British Army yang tinggal di dalam Royal Hospital Chelsea. Logo tersebut baru akhirnya diganti pada 1952 atas perintah Ted Drake manajer Chelsea saat itu.

Minggu, 23 Januari 2011

Nama: Petr Cech
Kebangsaan: Ceko
Tanggal Lahir: 20/05/1982
Tinggi: 6 '5 "(196cm)
Berat: 14st £ 6 (91.71kg)
Sebelumnya
Klub: Sparta Prague, Stade Rennais
Posisi: Kiper
Chelsea Karir
Petr Cech tiba di tahun 2004 seharga £ 7 juta, lebih dari semua kiper masa lalu dalam sejarah Chelsea dikombinasikan, dengan tugas menantang nomor ditetapkan satu Carlo Cudicini.

Dia segera tertangkap mata dengan ketinggian nya, kecepatan reaksi yang luar biasa dan kepercayaan meninggalkan tujuannya-line dan memulai karirnya Chelsea sebagai pilihan pertama Jose Mourinho. Ia harus baik untuk menjaga Cudicini keluar.

Lembar-bersih sarat musim pertama di Stamford Bridge adalah statistik yang paling dicapai oleh penjaga Chelsea - lari dari 1.024 menit tanpa mengakui tujuan antara Desember dan Maret membuat rekor penerbangan baru Inggris atas.

Pada akhir musim bahwa ia telah kejuaraan pertama medali ditambah record untuk tujuan paling sedikit mengakui dan lembaran yang paling bersih di musim atas penerbangan Inggris, dikenal dengan penghargaan dari Barclays Golden Sarung tangan untuk 2004/05.

Meskipun versi 2005/06 pertahanan Chelsea tidak pernah cukup sebagai kedap air seperti musim sebelumnya, Petr terus berprestasi dan menjadi kekuatan utama dalam menangkap gelar Premiership berturut-turut.

Cedera serius pada bulan Oktober 2006 melemparkan keraguan besar atas masa depan karirnya, tapi Petr mengatasi tengkoraknya retak yang diperlukan segera dioperasi, 30 jahitan dan banyak istirahat untuk mengembalikan hanya tiga bulan

Dalam beberapa minggu ia telah mencatat menjalankan tujuh pertandingan untuk klub dan negara tanpa mengakui tujuan, sambil olahraga perlindungan tengkorak yang telah menjadi merek dagang, dan ia berakhir musim dengan baik cangkir domestik.

Cedera mengambil korban mereka lagi selama 2007/08, dan perubahan manajemen membawa perubahan pelatih kiper - Christophe Lollichon, pelatih di mantan klub Rennes, bergabung dengan The Blues - sebagai Silvino Louro kiri dengan Mourinho.

Meskipun betis, pinggul dan penderitaan wajah, 6ft 4in Petr ada di sana saat kami tiba di Final Liga Champions di Moskow, membuat serangkaian penting menghemat sebelum kami akhirnya kalah adu penalti oleh Manchester United - menyelamatkan dari Cristiano Ronaldo dalam baku tembak pembuktian akademis .

Setelah membuka biasanya konsisten untuk kampanye 2008/09, Petr bentuk, dan orang-orang di depannya, mengambil dip sekitar Natal dan manajer baru Luiz Felipe Scolari bereksperimen dengan sepotong-mengatur sistem zonal penandaan yang memberikan kontribusi untuk poin yang hilang melawan Fulham dan Manchester United, sementara kami hampir malu di Piala FA oleh Southend dan kemudian Ipswich.

Scolari keluar membawa perbaikan dalam bentuk di bawah Guus Hiddink, puncak musim Petr datang di Nou Camp saat Barcelona disimpan di teluk, penting menghemat dilakukan terhadap Samuel Eto'o dan Alex Hleb.

Untuk musim pertama dalam tiga tidak ada masalah cedera besar, dengan 35 penampilan Liga Premier dan rekor selalu hadir di Liga Champions.

2009/10 n Petr lebih ditingkatkan reputasinya sendiri dengan musim yang solid dan memberikan kontribusi besar menuju Liga Premier pertama dan Piala FA Double.

Kesalahan individu berkurang, meskipun beberapa kecelakaan terjadi pada Stoke dan Aston Villa, tapi Petr bangkit kembali mengakui hanya dua lagi dalam delapan pertandingan berikutnya ketika kami memasuki periode Natal di atas liga, dan sementara cedera betis di San Siro mencegah dia dari berpartisipasi dalam kami kekalahan Liga Champions kedua-leg melawan Inter, menyebabkan dia kehilangan lima pertandingan, ia kembali untuk jangka-dalam dan memiliki besar mengatakan dalam arah perak itu pergi, produktif Liga Premier Golden Glove di hari terakhir musim dengan 17 lembar bersih dari 34 pertandingan.

Petr terus mungkin yang terbaik untuk yang terakhir. Dalam Piala FA Final ia pertama kali mencopot suatu menyimpan naluriah yang menakjubkan untuk mencegah Frederic Piquionne dari membuka skor, dan kemudian terus keluar-kick spot Kevin-Prince Boateng dengan kakinya, beberapa saat sebelum Didier Drogba naik ujung yang lain dan mencetak luar biasa tendangan bebas.

Di bawah kontrak sampai 2013, musim lebih banyak antara posting isyarat.

Pra-Chelsea
Sebuah bakat dewasa sebelum waktunya, Petr membangun reputasi di Sparta Praha dimana pada usia 19 ia memecahkan rekor nasional untuk mantra terpanjang tanpa mengakui tujuan.

Sama sulit dikalahkan di Liga Champions, lebih dari 1.000 menit dalam semua kompetisi berlalu tanpa gol.

Yang memperoleh pindah ke Rennes di Perancis di mana pertengahan musim kedua dia setuju untuk bergabung dengan Chelsea untuk kampanye berikutnya pada kontrak lima tahun.

Karir Internasional
Di bawah 21 tingkat internasional Petr merupakan faktor utama dalam penobatan Republik Ceko sebagai 2002 Champions Eropa, sementara di tingkat senior, Euro 2004 membawa lima lembar bersih, dan semi-final tempat di skuad UEFA all-bintang turnamen.

Reputasinya di panggung internasional terus tumbuh dan ia mewakili negaranya baik di Piala Dunia 2006, Republik Ceko pertama sejak membelah dengan Slovakia pada tahun 1993, dan Euro 2008, di mana ia kesalahan disayangkan akhir di tahap kelompok yang melihat nya negara dieliminasi.

Dia bangkit kembali untuk diberi nama Pemain Ceko of the Year untuk kelima kalinya pada tahun 2010 dan meskipun mereka gagal lolos ke Afrika Selatan 2010, Petr terus sebagai kapten tim.


Competition Apps
(as sub)
Goals Yellow
Cards
Red
Cards
League 22  (0) 0 0 0
FA Cup 1  (0) 0 0 0
Euro Cups 5  (0) 0 0 0
 

Career History:
Club Season Comp. Apps
(as sub)
Goals
Chelsea 2009 - 10League 34  (0) 0
  FA Cup 2  (0) 0
  Euro Cups 6  (0) 0
Chelsea 2008 - 09League 35  (0) 0
  FA Cup 6  (0) 0
  League Cup 1  (0) 0
  Euro Cups 12  (0) 0
Chelsea 2007 - 08League 26  (0) 0
  FA Cup 1  (0) 0
  League Cup 3  (0) 0
  Euro Cups 9  (0) 0
Chelsea 2006 - 07League 20  (0) 0
  FA Cup 6  (0) 0
  League Cup 2  (0) 0
  Euro Cups 8  (0) 0
Chelsea 2005 - 06League 34  (0) 0
  Euro Cups 7  (0) 0
Chelsea 2004 - 05League 35  (0) 0
  League Cup 2  (0) 0
  Euro Cups 11  (0) 0
Stade Rennais 2003 - 04League 33  (0) 0
Stade Rennais 2002 - 03League 36  (0) 0
Sparta Prague 2001 - 02Euro Cups 12  (0) 0
 

Sabtu, 22 Januari 2011

Manchester United




 

 Team Lineup 


1
Van der Sar
22
O'Shea
15
Vidic
12
Smalling
3
Evra
(50)
17
Nani
16
Carrick
(24)
8
Anderson
11
Giggs
(55)
9
Berbatov
10
Rooney
Substitutes
20
Da Silva
(50)
26
Obertan
28
Gibson
(24)
23
Evans
7
Owen
(55)
18
Scholes
29
Kuszczak


 
 Match Quotes
Manchester United manager Sir Alex Ferguson
"It was a marvellous performance from Dimitar. He could have scored more. We were a bit wasteful with our finishing at times but you can't complain at the performance. We hope the goals are going to come for Wayne [Rooney]. He is working his socks off."

- Sir Alex Ferguson

 
Manchester United 5
Birmingham City 0
Scorer: Berbatov (2, 31, 52)
Scorer: Giggs (45)
Scorer: Nani (75)
Attendance: 75,326 FT (16:50)


Dimitar Berbatov scored his third hat-trick of the season as Manchester United turned in a five-star performance to demolish Birmingham City.
The prolific Bulgarian now has 18 goals this season and yet another match ball to go alongside those he collected against Liverpool and Blackburn Rovers earlier in the campaign.
More importantly for Sir Alex Ferguson, his side tightened their grip on top spot, with Ryan Giggs and Nani also finding the net as the leaders extended their unbeaten run this season to 22 matches ahead of Tuesday's trip to Blackpool, the first of their matches in hand.
Berbatov for one will be looking forward to his first outing at Bloomfield Road, knowing just how much damage he is capable of inflicting.
It has been said so often United are way below their best this season that it is almost accepted truth.
Yet a three-goal first-half salvo gave lie to the theory as the visitors were pummelled from every angle.
There were less than two minutes on the clock when Ryan Giggs chipped a corner to the near post.
John O'Shea, making his first appearance since the end of November, stooped to flick on and Berbatov, two yards out, could not miss.
Berbatov was denied a second virtually straight away as he strode onto Rooney's pass and fired a fierce shot at the Birmingham goal that former Red Devil Ben Foster kept out with his feet.

swashbuckling manner
It may not be quite the swashbuckling manner of Cristiano Ronaldo, or Eric Cantona before him, but United now appear to strangle the life out of opponents, tightening their grip mercilessly once an advantage has been established.
The method is not foolproof, as Birmingham proved with their late equaliser at St Andrew's three weeks ago.
But United are pretty good at exerting their power and once Birmingham had not profited from an enterprising flurry of attacks, it was no surprise when they scored again.
If this is a season to forget, goalscoring wise, for Rooney, Berbatov is having the time of his life.
Driving through the heart of Birmingham's defence, the England star rolled a precise pass to his left, offering Berbatov the space to step inside Roger Johnson and beat Foster low at his near post.
Berbatov was close to completing his latest hat-trick on United's next attack.
He did not know it at the time, but as he watched his curling effort fly inches wide of Foster's goal, the wait was not going to be too long.
United did score again before the break, a move that proved Berbatov can do little wrong at present.
The former Tottenham star actually slipped as he tried to retrieve possession just outside the Birmingham box.
Yet somehow he still managed to rob Alexander Hleb despite being in the prone position. A couple of passes to Rooney later and his strike partner was crossing for Giggs, who rammed home at the far post.

forward motion
Goal difference may yet become a factor later in the season and United had started the day better off in that regard than Mancunian rivals City. Berbatov, though, remained keen to help the cause yet further.
Yet another industrious piece of work from Rooney set his side in forward motion again.
Giggs was aware enough to know where Berbatov was and, once found in a central position barely six yards out, the rest was academic.
Not even Ronaldo claimed three hat-tricks in one season for all his scoring feats. And to think, there were plenty who felt Ferguson would jettison his club record signing last summer.
United kept going and Nani's repeated attempts to find the net finally paid off 13 minutes from time, when he cut in from the right and beat Foster from 20 yards.
More chances came and went. Rooney must wonder exactly what he has to do to get goals these days, while Nani and substitute Michael Owen also came close to a sixth.
It did not come. But after such an amazing season for his own team, Blackpool manager Ian Holloway's smile might turn into a frown when he considers how to stop Berbatov at Bloomfield Road on Tuesday.
 Fantasy Player Pick
Dimitar Berbatov

Dimitar Berbatov

(Man Utd)
Hat-trick from the Bulgarian striker helped his team to an emphatic victory.
 IKTS Snapshot
1 per cent
A mere one per cent of IKTS players correctly predicted a 5-0 home win for Man Utd.
Please note: Fixtures are subject to change. Reproduced under licence from Football DataCo Limited. All rights reserved. Licence number NEWMEDIA/PREMLGE/67175a.
Email: Send this article to a friend

Birmingham City




 

 Team Lineup 


26
Foster
2
Carr
5
Johnson
6
Ridgewell
3
Murphy
11
Bentley
(84)
12
Ferguson
25
Mutch
18
Fahey
(64)
22
Hleb
(50)
14
Derbyshire
Substitutes
19
Zigic
13
Doyle
8
Gardner
(84)
7
Larsson
(64)
10
Jerome
(50)
4
Bowyer
28
Jiranek


 
 Match Quotes
Alex McLeish
"To lose a goal to a set-piece in the first minute was criminal. We did have a spell after that when we started to get in their final third but to concede again just before half-time was verging on the amateur."

- Alex McLeish

Imam Syafi’i
Sang Pembela Sunnah dan Hadits Nabi
Penyusun: Ustadz Arif Syarifuddin
Nama dan Nasab
Beliau bernama Muhammad dengan kunyah Abu Abdillah. Nasab beliau secara lengkap adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin ‘Utsman bin Syafi‘ bin as-Saib bin ‘Ubayd bin ‘Abdu Zayd bin Hasyim bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf bin Qushay. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada diri ‘Abdu Manaf bin Qushay. Dengan begitu, beliau masih termasuk sanak kandung Rasulullah karena masih terhitung keturunan paman-jauh beliau, yaitu Hasyim bin al-Muththalib.
Bapak beliau, Idris, berasal dari daerah Tibalah (Sebuah daerah di wilayah Tihamah di jalan menuju ke Yaman). Dia seorang yang tidak berpunya. Awalnya dia tinggal di Madinah lalu berpindah dan menetap di ‘Asqalan (Kota tepi pantai di wilayah Palestina) dan akhirnya meninggal dalam keadaan masih muda di sana. Syafi‘, kakek dari kakek beliau, -yang namanya menjadi sumber penisbatan beliau (Syafi‘i)- menurut sebagian ulama adalah seorang sahabat shigar (yunior) Nabi. As-Saib, bapak Syafi‘, sendiri termasuk sahabat kibar (senior) yang memiliki kemiripan fisik dengan Rasulullah shollallahu’alaihiwasallam. Dia termasuk dalam barisan tokoh musyrikin Quraysy dalam Perang Badar. Ketika itu dia tertawan lalu menebus sendiri dirinya dan menyatakan masuk Islam.
Para ahli sejarah dan ulama nasab serta ahli hadits bersepakat bahwa Imam Syafi‘i berasal dari keturunan Arab murni. Imam Bukhari dan Imam Muslim telah memberi kesaksian mereka akan kevalidan nasabnya tersebut dan ketersambungannya dengan nasab Nabi, kemudian mereka membantah pendapat-pendapat sekelompok orang dari kalangan Malikiyah dan Hanafiyah yang menyatakan bahwa Imam Syafi‘i bukanlah asli keturunan Quraysy secara nasab, tetapi hanya keturunan secara wala’ saja. Adapun ibu beliau, terdapat perbedaan pendapat tentang jati dirinya. Beberapa pendapat mengatakan dia masih keturunan al-Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, sedangkan yang lain menyebutkan seorang wanita dari kabilah Azadiyah yang memiliki kunyahUmmu Habibah. Imam an-Nawawi menegaskan bahwa ibu Imam Syafi‘i adalah seorang wanita yang tekun beribadah dan memiliki kecerdasan yang tinggi. Dia seorang yang faqih dalam urusan agama dan memiliki kemampuan melakukan istinbath.
Waktu dan Tempat Kelahirannya
Beliau dilahirkan pada tahun 150. Pada tahun itu pula, Abu Hanifah wafat sehingga dikomentari oleh al-Hakim sebagai isyarat bahwa beliau adalah pengganti Abu Hanifah dalam bidang yang ditekuninya.
Tentang tempat kelahirannya, banyak riwayat yang menyebutkan beberapa tempat yang berbeda. Akan tetapi, yang termasyhur dan disepakati oleh ahli sejarah adalah kota Ghazzah (Sebuah kota yang terletak di perbatasan wilayah Syam ke arah Mesir. Tepatnya di sebelah Selatan Palestina. Jaraknya dengan kota Asqalan sekitar dua farsakh). Tempat lain yang disebut-sebut adalah kota Asqalan dan Yaman.
Ibnu Hajar memberikan penjelasan bahwa riwayat-riwayat tersebut dapat digabungkan dengan dikatakan bahwa beliau dilahirkan di sebuah tempat bernama Ghazzah di wilayah Asqalan. Ketika berumur dua tahun, beliau dibawa ibunya ke negeri Hijaz dan berbaur dengan penduduk negeri itu yang keturunan Yaman karena sang ibu berasal dari kabilah Azdiyah (dari Yaman). Lalu ketika berumur 10 tahun, beliau dibawa ke Mekkah, karena sang ibu khawatir nasabnya yang mulia lenyap dan terlupakan.
Pertumbuhannya dan Pengembaraannya Mencari Ilmu
Di Mekkah, Imam Syafi ‘i dan ibunya tinggal di dekat Syi‘bu al-Khaif. Di sana, sang ibu mengirimnya belajar kepada seorang guru. Sebenarnya ibunya tidak mampu untuk membiayainya, tetapi sang guru ternyata rela tidak dibayar setelah melihat kecerdasan dan kecepatannya dalam menghafal. Imam Syafi‘i bercerita, “Di al-Kuttab (sekolah tempat menghafal Alquran), saya melihat guru yang mengajar di situ membacakan murid-muridnya ayat Alquran, maka aku ikut menghafalnya. Sampai ketika saya menghafal semua yang dia diktekan, dia berkata kepadaku, ‘Tidak halal bagiku mengambil upah sedikitpun darimu.’” Dan ternyata kemudian dengan segera guru itu mengangkatnya sebagai penggantinya (mengawasi murid-murid lain) jika dia tidak ada. Demikianlah, belum lagi menginjak usia baligh, beliau telah berubah menjadi seorang guru.
Setelah rampung menghafal Alquran di al-Kuttab, beliau kemudian beralih ke Masjidil Haram untuk menghadiri majelis-majelis ilmu di sana. Sekalipun hidup dalam kemiskinan, beliau tidak berputus asa dalam menimba ilmu. Beliau mengumpulkan pecahan tembikar, potongan kulit, pelepah kurma, dan tulang unta untuk dipakai menulis. Sampai-sampai tempayan-tempayan milik ibunya penuh dengan tulang-tulang, pecahan tembikar, dan pelepah kurma yang telah bertuliskan hadits-hadits Nabi. Dan itu terjadi pada saat beliau belum lagi berusia baligh. Sampai dikatakan bahwa beliau telah menghafal Alquran pada saat berusia 7 tahun, lalu membaca dan menghafal kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik pada usia 12 tahun sebelum beliau berjumpa langsung dengan Imam Malik di Madinah.
Beliau juga tertarik mempelajari ilmu bahasa Arab dan syair-syairnya. Beliau memutuskan untuk tinggal di daerah pedalaman bersama suku Hudzail yang telah terkenal kefasihan dan kemurnian bahasanya, serta syair-syair mereka. Hasilnya, sekembalinya dari sana beliau telah berhasil menguasai kefasihan mereka dan menghafal seluruh syair mereka, serta mengetahui nasab orang-orang Arab, suatu hal yang kemudian banyak dipuji oleh ahli-ahli bahasa Arab yang pernah berjumpa dengannya dan yang hidup sesudahnya. Namun, takdir Allah telah menentukan jalan lain baginya. Setelah mendapatkan nasehat dari dua orang ulama, yaitu Muslim bin Khalid az-Zanji -mufti kota Mekkah-, dan al-Husain bin ‘Ali bin Yazid agar mendalami ilmu fiqih, maka beliau pun tersentuh untuk mendalaminya dan mulailah beliau melakukan pengembaraannya mencari ilmu.
Beliau mengawalinya dengan menimbanya dari ulama-ulama kotanya, Mekkah, seperti Muslim bin Khalid, Dawud bin Abdurrahman al-‘Athar, Muhammad bin Ali bin Syafi’ –yang masih terhitung paman jauhnya-, Sufyan bin ‘Uyainah –ahli hadits Mekkah-, Abdurrahman bin Abu Bakar al-Maliki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin ‘Iyadh, dan lain-lain. Di Mekkah ini, beliau mempelajari ilmu fiqih, hadits, lughoh, dan Muwaththa’ Imam Malik. Di samping itu beliau juga mempelajari keterampilan memanah dan menunggang kuda sampai menjadi mahir sebagai realisasi pemahamannya terhadap ayat 60 surat Al-Anfal. Bahkan dikatakan bahwa dari 10 panah yang dilepasnya, 9 di antaranya pasti mengena sasaran.
Setelah mendapat izin dari para syaikh-nya untuk berfatwa, timbul keinginannya untuk mengembara ke Madinah, Dar as-Sunnah, untuk mengambil ilmu dari para ulamanya. Terlebih lagi di sana ada Imam Malik bin Anas, penyusun al-Muwaththa’. Maka berangkatlah beliau ke sana menemui sang Imam. Di hadapan Imam Malik, beliau membaca al-Muwaththa’ yang telah dihafalnya di Mekkah, dan hafalannya itu membuat Imam Malik kagum kepadanya. Beliau menjalani mulazamah kepada Imam Malik demi mengambil ilmu darinya sampai sang Imam wafat pada tahun 179. Di samping Imam Malik, beliau juga mengambil ilmu dari ulama Madinah lainnya seperti Ibrahim bin Abu Yahya, ‘Abdul ‘Aziz ad-Darawardi, Athaf bin Khalid, Isma‘il bin Ja‘far, Ibrahim bin Sa‘d dan masih banyak lagi.
Setelah kembali ke Mekkah, beliau kemudian melanjutkan mencari ilmu ke Yaman. Di sana beliau mengambil ilmu dari Mutharrif bin Mazin dan Hisyam bin Yusuf al-Qadhi, serta yang lain. Namun, berawal dari Yaman inilah beliau mendapat cobaan –satu hal yang selalu dihadapi oleh para ulama, sebelum maupun sesudah beliau-. Di Yaman, nama beliau menjadi tenar karena sejumlah kegiatan dan kegigihannya menegakkan keadilan, dan ketenarannya itu sampai juga ke telinga penduduk Mekkah. Lalu, orang-orang yang tidak senang kepadanya akibat kegiatannya tadi mengadukannya kepada Khalifah Harun ar-Rasyid, Mereka menuduhnya hendak mengobarkan pemberontakan bersama orang-orang dari kalangan Alawiyah.
Sebagaimana dalam sejarah, Imam Syafi‘i hidup pada masa-masa awal pemerintahan Bani ‘Abbasiyah yang berhasil merebut kekuasaan dari Bani Umayyah. Pada masa itu, setiap khalifah dari Bani ‘Abbasiyah hampir selalu menghadapi pemberontakan orang-orang dari kalangan ‘Alawiyah. Kenyataan ini membuat mereka bersikap sangat kejam dalam memadamkan pemberontakan orang-orang ‘Alawiyah yang sebenarnya masih saudara mereka sebagai sesama Bani Hasyim. Dan hal itu menggoreskan rasa sedih yang mendalam pada kaum muslimin secara umum dan pada diri Imam Syafi‘i secara khusus. Dia melihat orang-orang dari Ahlu Bait Nabi menghadapi musibah yang mengenaskan dari penguasa. Maka berbeda dengan sikap ahli fiqih selainnya, beliau pun menampakkan secara terang-terangan rasa cintanya kepada mereka tanpa rasa takut sedikitpun, suatu sikap yang saat itu akan membuat pemiliknya merasakan kehidupan yang sangat sulit.
Sikapnya itu membuatnya dituduh sebagai orang yang bersikap tasyayyu‘, padahal sikapnya sama sekali berbeda dengan tasysyu’ model orang-orang syi‘ah. Bahkan Imam Syafi‘i menolak keras sikap tasysyu’ model mereka itu yang meyakini ketidakabsahan keimaman Abu Bakar, Umar, serta ‘Utsman , dan hanya meyakini keimaman Ali, serta meyakini kemaksuman para imam mereka. Sedangkan kecintaan beliau kepada Ahlu Bait adalah kecintaan yang didasari oleh perintah-perintah yang terdapat dalam Al-Quran maupun hadits-hadits shahih. Dan kecintaan beliau itu ternyata tidaklah lantas membuatnya dianggap oleh orang-orang syiah sebagai ahli fiqih madzhab mereka.
Tuduhan dusta yang diarahkan kepadanya bahwa dia hendak mengobarkan pemberontakan, membuatnya ditangkap, lalu digelandang ke Baghdad dalam keadaan dibelenggu dengan rantai bersama sejumlah orang-orang ‘Alawiyah. Beliau bersama orang-orang ‘Alawiyah itu dihadapkan ke hadapan Khalifah Harun ar-Rasyid. Khalifah menyuruh bawahannya menyiapkan pedang dan hamparan kulit. Setelah memeriksa mereka seorang demi seorang, ia menyuruh pegawainya memenggal kepala mereka. Ketika sampai pada gilirannya, Imam Syafi‘i berusaha memberikan penjelasan kepada Khalifah. Dengan kecerdasan dan ketenangannya serta pembelaan dari Muhammad bin al-Hasan -ahli fiqih Irak-, beliau berhasil meyakinkan Khalifah tentang ketidakbenaran apa yang dituduhkan kepadanya. Akhirnya beliau meninggalkan majelis Harun ar-Rasyid dalam keadaan bersih dari tuduhan bersekongkol dengan ‘Alawiyah dan mendapatkan kesempatan untuk tinggal di Baghdad.
Di Baghdad, beliau kembali pada kegiatan asalnya, mencari ilmu. Beliau meneliti dan mendalami madzhab Ahlu Ra’yu. Untuk itu beliau berguru dengan mulazamah kepada Muhammad bin al-Hassan. Selain itu, kepada Isma ‘il bin ‘Ulayyah dan Abdul Wahhab ats-Tsaqafiy dan lain-lain. Setelah meraih ilmu dari para ulama Irak itu, beliau kembali ke Mekkah pada saat namanya mulai dikenal. Maka mulailah ia mengajar di tempat dahulu ia belajar. Ketika musim haji tiba, ribuan jamaah haji berdatangan ke Mekkah. Mereka yang telah mendengar nama beliau dan ilmunya yang mengagumkan, bersemangat mengikuti pengajarannya sampai akhirnya nama beliau makin dikenal luas. Salah satu di antara mereka adalah Imam Ahmad bin Hanbal.
Ketika kamasyhurannya sampai ke kota Baghdad, Imam Abdurrahman bin Mahdi mengirim surat kepada Imam Syafi‘i memintanya untuk menulis sebuah kitab yang berisi khabar-khabar yang maqbul, penjelasan tentang nasikh dan mansukh dari ayat-ayat Alquran dan lain-lain. Maka beliau pun menulis kitabnya yang terkenal, Ar-Risalah.
Setelah lebih dari 9 tahun mengajar di Mekkah, beliau kembali melakukan perjalanan ke Irak untuk kedua kalinya dalam rangka menolong madzhab Ash-habul Hadits di sana. Beliau mendapat sambutan meriah di Baghdad karena para ulama besar di sana telah menyebut-nyebut namanya. Dengan kedatangannya, kelompok Ash-habul Hadits merasa mendapat angin segar karena sebelumnya mereka merasa didominasi oleh Ahlu Ra’yi. Sampai-sampai dikatakan bahwa ketika beliau datang ke Baghdad, di Masjid Jami ‘ al-Gharbi terdapat sekitar 20 halaqah Ahlu Ra ‘yu. Tetapi ketika hari Jumat tiba, yang tersisa hanya 2 atau 3 halaqah saja.
Beliau menetap di Irak selama dua tahun, kemudian pada tahun 197 beliau balik ke Mekkah. Di sana beliau mulai menyebar madzhabnya sendiri. Maka datanglah para penuntut ilmu kepadanya meneguk dari lautan ilmunya. Tetapi beliau hanya berada setahun di Mekkah.
Tahun 198, beliau berangkat lagi ke Irak. Namun, beliau hanya beberapa bulan saja di sana karena telah terjadi perubahan politik. Khalifah al-Makmun telah dikuasai oleh para ulama ahli kalam, dan terjebak dalam pembahasan-pembahasan tentang ilmu kalam. Sementara Imam Syafi‘i adalah orang yang paham betul tentang ilmu kalam. Beliau tahu bagaimana pertentangan ilmu ini dengan manhaj as-salaf ash-shaleh –yang selama ini dipegangnya- di dalam memahami masalah-masalah syariat. Hal itu karena orang-orang ahli kalam menjadikan akal sebagai patokan utama dalam menghadapi setiap masalah, menjadikannya rujukan dalam memahami syariat padahal mereka tahu bahwa akal juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Beliau tahu betul kebencian meraka kepada ulama ahlu hadits. Karena itulah beliau menolak madzhab mereka.
Dan begitulah kenyataannya. Provokasi mereka membuat Khalifah mendatangkan banyak musibah kepada para ulama ahlu hadits. Salah satunya adalah yang dikenal sebagai Yaumul Mihnah, ketika dia mengumpulkan para ulama untuk menguji dan memaksa mereka menerima paham Alquran itu makhluk. Akibatnya, banyak ulama yang masuk penjara, bila tidak dibunuh. Salah satu di antaranya adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Karena perubahan itulah, Imam Syafi‘i kemudian memutuskan pergi ke Mesir. Sebenarnya hati kecilnya menolak pergi ke sana, tetapi akhirnya ia menyerahkan dirinya kepada kehendak Allah. Di Mesir, beliau mendapat sambutan masyarakatnya. Di sana beliau berdakwah, menebar ilmunya, dan menulis sejumlah kitab, termasuk merevisi kitabnya ar-Risalah, sampai akhirnya beliau menemui akhir kehidupannya di sana.
Keteguhannya Membela Sunnah
Sebagai seorang yang mengikuti manhaj Ash-habul Hadits, beliau dalam menetapkan suatu masalah terutama masalah aqidah selalu menjadikan Alquran dan Sunnah Nabi sebagai landasan dan sumber hukumnya. Beliau selalu menyebutkan dalil-dalil dari keduanya dan menjadikannya hujjah dalam menghadapi penentangnya, terutama dari kalangan ahli kalam. Beliau berkata, “Jika kalian telah mendapatkan Sunnah Nabi, maka ikutilah dan janganlah kalian berpaling mengambil pendapat yang lain.” Karena komitmennya mengikuti sunnah dan membelanya itu, beliau mendapat gelar Nashir as-Sunnah wa al-Hadits.
Terdapat banyak atsar tentang ketidaksukaan beliau kepada Ahli Ilmu Kalam, mengingat perbedaan manhaj beliau dengan mereka. Beliau berkata, “Setiap orang yang berbicara (mutakallim) dengan bersumber dari Alquran dan sunnah, maka ucapannya adalah benar, tetapi jika dari selain keduanya, maka ucapannya hanyalah igauan belaka.” Imam Ahmad berkata, “Bagi Syafi‘i jika telah yakin dengan keshahihan sebuah hadits, maka dia akan menyampaikannya. Dan prilaku yang terbaik adalah dia tidak tertarik sama sekali dengan ilmu kalam, dan lebih tertarik kepada fiqih.” Imam Syafi ‘i berkata, “Tidak ada yang lebih aku benci daripada ilmu kalam dan ahlinya.” Al-Mazani berkata, “Merupakan madzhab Imam Syafi‘i membenci kesibukan dalam ilmu kalam. Beliau melarang kami sibuk dalam ilmu kalam.” Ketidaksukaan beliau sampai pada tingkat memberi fatwa bahwa hukum bagi ahli ilmu kalam adalah dipukul dengan pelepah kurma, lalu dinaikkan ke atas punggung unta dan digiring berkeliling di antara kabilah-kabilah dengan mengumumkan bahwa itu adalah hukuman bagi orang yang meninggalkan Alquran dan Sunnah dan memilih ilmu kalam.
Wafatnya
Karena kesibukannya berdakwah dan menebar ilmu, beliau menderita penyakit bawasir yang selalu mengeluarkan darah. Makin lama penyakitnya itu bertambah parah hingga akhirnya beliau wafat karenanya. Beliau wafat pada malam Jumat setelah shalat Isya’ hari terakhir bulan Rajab permulaan tahun 204 dalam usia 54 tahun. Semoga Allah memberikan kepadanya rahmat-Nya yang luas.
Ar-Rabi menyampaikan bahwa dia bermimpi melihat Imam Syafi‘i, sesudah wafatnya. Dia berkata kepada beliau, “Apa yang telah diperbuat Allah kepadamu, wahai Abu Abdillah?” Beliau menjawab, “Allah mendudukkan aku di atas sebuah kursi emas dan menaburkan pada diriku mutiara-mutiara yang halus.”
Karangan-Karangannya
Sekalipun beliau hanya hidup selama setengah abad dan kesibukannya melakukan perjalanan jauh untuk mencari ilmu, hal itu tidaklah menghalanginya untuk menulis banyak kitab. Jumlahnya menurut Ibnu Zulaq mencapai 200 bagian, sedangkan menurut al-Marwaziy mencapai 113 kitab tentang tafsir, fiqih, adab dan lain-lain. Yaqut al-Hamawi mengatakan jumlahnya mencapai 174 kitab yang judul-judulnya disebutkan oleh Ibnu an-Nadim dalam al-Fahrasat. Yang paling terkenal di antara kitab-kitabnya adalah al-Umm, yang terdiri dari 4 jilid berisi 128 masalah, dan ar-Risalah al-Jadidah (yang telah direvisinya) mengenai Alquran dan As-Sunnah serta kedudukannya dalam syariat.
Sumber:
  1. Al-Umm, bagian muqoddimah hal. 3-33
  2. Siyar A‘lam an-Nubala’
  3. Manhaj Aqidah Imam asy-Syafi‘, terjemah kitab Manhaj al-Imam Asy-Syafi ‘i fi Itsbat al-‘Aqidah karya DR. Muhammad AW al-Aql terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi ‘i, Cirebon